Powered By Blogger

Minggu, 29 Juli 2018

JENAZAH DI IRINGI BANYAK KUCING


Cerita Habib Munzir Bin Fuad Al Musawwa : “Seorang Wanita Yang Jenazahnya diikuti Banyak Kucing” .
Terjadi beberapa waktu yang silam waktu itu saya masih di Tarim, Hadramaut. Tinggal beberapa lama di kota syihir, lokasi.. Mukalla disitu ada seorang wanita tua wafat, satu hari saya lihat jenazah diusung. Namun ada 1 hal yang ganjil. Apa yang ganjil? Saat jenazahnya diusung, banyak orang yang mengusungnya serta beberapa ratus ekor kucing turut mengantarkan jenazah. Ini ganjil, saya fikir ada jenazah diikuti ratusan ekor kucing dan baru ini saya melihatnya. Saat saya bertanya– bertanya, mengapa ini?




Mereka memuji wanita tua yang meninggal dunia itu alaiha rahmatullah. Di saat hidupnya nafkahnya dicukupi oleh anak – anaknya, kerjanya setiap pagi masuk ke pasar mengambil sisa kepala – kepala ikan yang terbuang serta di taruh di satu gerobak serta ia melemparnya pada semuanya kucing yang ada di jalanan. Bertahun tahun itu berlangsung hingga setiap pagi, ratusan kucing telah berjajar di jalanan menanti sisi yang diberikan dari wanita tua itu. Saat ia meninggal dunia, ratusan ekor kucing itu mengantarkan jenazahnya. Berhari hari puluhan ekor kucing tak meninggalkan kuburnya.


Rabu, 25 Juli 2018

PALESTINA SAMBUT HUT RI

Menjelang bulan Agustus 2018, masyarakat Indonesia tengah bersiap menyambut ulang tahun negara yang ke-73. Tak hanya di Indonesia, euforia kemerdekaan Indonesia nyatanya juga hadir di Palestina.


Ribuan warga Palestina, khususnya yang berada di Gaza, akan memperingati kemerdekaan Indonesia dengan mengikuti beragam lomba khas Indonesia. Mereka begitu antusias menyambut perlombaan, seperti balap karung, panjat pinang, tarik tambang, lari sendok, dan ambil koin di semangka.
"Acara ini kami adakan di Palestina, menjaga semangat rakyat Palestina, persahabatan, mengenalkan acara HUT RI, olah raga, dan hiburan," kata Abdillah Onim relawan Indonesia yang puluhan tahun hidup di Gaza kepada kumparan, Rabu (25/7). .
Selain itu, Onim juga menyebut dalam acara yang rencananya digelar 16 dan 17 Agustus itu, warga Gaza yang hadir akan membacakan teks proklamasi bangsa Indonesia.

Acara ini pada dasarnya bukan kali pertama diadakan. Tahun 2017, ratusan warga Gaza hadir memperingati HUT RI ke-72.
"Tahun kemarin ada 700 orang yang datang. Tahun ini diprediksi 3 ribuan," sebut Onim.
Acara peringatan di Gaza ini diselenggarakan oleh Yayasan Nusantara Palestina Center (NPC) yang didirikan oleh Abdillah Onim. suara nasional palestina
.
.
#beritaummatislam

KEHIDUPAN PARA WALI SETELAH MENINGGAL DUNIA








KEHIDUPAN PARA NABI DAN WALI DI ALAM BARZAH




Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan para Nabi dan wali telah ditetapkan oleh al-Kitab, al-Sunnah dan Ijma’. Allah ta’ala berfirman dalam al-Qur’an,
وَ مَا اَرْسَلْنَاكَ اِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ
Artinya : “Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melain-kan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.”
Al-Allamah Sayyid Mahmud al-Alusy al-Baghdadirahmatullah ‘alaih dalam Ruh al-Ma’ani berkata, “Dan adanya beliau SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam adalah dengan menghitung beliau sebagai jembatan anugerah ilahikepada semua makhluk sesuai dengan kabilah-kabilahnya. Dikarenakan nur beliau adalah makhluk pertama yang diciptakan. Dalam sebuah hadits,
اَوَّلُ مَا خَلَقَ اللهُ تعالى نُورُ نَبِيِّكَ يَا جَابِرُ وَ جَاءَ اللهُ المُعْطِي وَ اَنَا الْقَاسِمُ
Artinya : “Perkara pertama yang diciptakan Allah ta’ala adalah nur Nabimu, hei Jabir. Allah adalah Dzat yang memberi dan aku adalah yang membagi.”
Kemudian al-Allamah berkata dan yang dia pilih, “Sesungguhnya beliau SAW diutus sebagai rahmat bagi semua makhluk diseluruh alam, malaikat, manusia dan jin. Dan tidak ada bedanya antara yang beriman dan yang kafir dari manusia dan jin. Rahmat tersebut berbeda-beda. Allah ta’ala berfirman,
وَ لاَ تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلْ فِي سَبِيْلِ اللهِ اَمْواَتٌ بَلْ اَحْيَاءٌ وَ لَكِنْ لاَ تَشْعُرُونَ
Artinya : “Dan janganlah kamu mengtakan terhadap orang-orang yang gugur dijalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup tetapi kamu tidak menyadarinya.”
وَ لاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوا فِي سَبِيْلِ اللهِ اَمْوَاتاً بَلْ اَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ فَرِحِيْنَ بِماَ آتَيْهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَ يَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِيْنَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ اَلاَّ خَوفٌ عَلَيْهِمْ وَ لاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya : “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup disisi Tuhannya dengan men-dapat rejeki. Mereka bergembira disebabkan karunia Allah yang diberikan kepada mereka dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih ditinggal dibelakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”
Al-Bukhari dan al-Baihaqi telah meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata, “Disaat Nabi SAW sakit yang beliau meninggal pada sakit itu, beliau bersabda,
لَمْ اَزَلْ اَجِدُ اَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي اَكَلْتُ بِخَيْبَرَ فَهَذاَ اَوَانُ اِنْقَطَعَ اَبْهَرِيْ مِنْ ذَلِكَ السُّمِّ
Artinya : “Tidak henti-hentinya aku merasakan sakitnya makanan yang telah aku makan dihari Khaibar, maka sekarang adalah masanya aortaku ter-putus dari racun itu.” Seperti yang telah dijelaskan dalam Anba’ al-Adzkiya’.
Dalam al-Zarqani (karangan Muhammad bin Abdul Baqi al-Zarqani al-Maliki) dijelaskan, telah tetap bahwa Nabi SAW meninggal dalam keadaan syahid karena memakannya beliau dihari Khaibar pada kambing yang dibubuhi dengan racun yang mematikan, hingga karenanya Bisyr bin al-Barra’ bin Ma’rur meninggal, dan masih tetap hidupnya beliau adalah sebagai suatu mu’jizat, sehingga sebab racun itu beliau terkadang merasakan sakitnya hingga beliau SAW meninggal.

Ahmad, Abu Ya’la, al-Thabrani, al-Hakim dalam al-Mustadrak dan al-Baihaqi dalam Dalail al-Nubuwwah telah meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dia berkata, “Seandainya aku bersumpah sembilan kali bahwa Rasulullah telah terbunuh, maka itu lebih aku sukai dibandingkan aku bersumpah sekali bahwa beliau tidak terbunuh. Demikian itu karena Allah telah menjadikan beliau sebagai Nabi dan menjadikan beliau sebagai orang syahid.” Seperti yang telah dijelaskan dalam al-Anba’ al-Adzkiya’.

Al-Tirmidzi, al-Hakim, Ibnu Mardaweh, Ibnu Nashr dan al-Baihaqi dalam al-Dalail telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, sesungguhnya sebagian sahabat mendiri-kan tendanya di atas sebuah makam yang dia tidak tahu kalau itu adalah makam, dan ternyata itu adalah sebuah makam seseorang yang sedang membaca surat al-Mulk hingga selesai. Lalu dia menceritakan kejadian itu kepada Rasulullah SAW, kemudian beliau bersabda,
هِيَ الْمَانِعَةُ هِيَ الْمُنْجِيَّةُ تُنْجِيْهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
Artinya : “Dia (surat al-Mulk) adalah ayat yang mencegah. Dia adalah penyelamat yang menyelamatkan orang itu dari adzab neraka.”
Apakah masih ada orang yang ragu mengenai masih hidupnya orang yang membaca al-Qur’an yang menyembah kepada Allah ta’ala dengan suara keras, karena derajat untuk memperdengarkan orang, sedangkan diantara dia terdapat penghalang yang sangat besar, yaitu tanah dan bebatuan?

Dalam Wafa’ al-Wafa’ karangan al-Allamah al-Samhudi dijelaskan, “Tidak diragukan akan masih hidupnya beliau setelah beliau meninggal, begitu juga para Nabi yang lain masih hidup didalam kubunya dengan hidup yang lebih sempurna dari hidupnya para syuhada’ yang telah diberitakan oleh Allah ta’ala dalam kitab-Nya, dan Nabi kita SAW adalah penghulunya para syuhada’ dan amal mereka berada didalam timbangan beliau. Beliau SAW telah bersabda,
عِلْمِي بَعْدَ وَفَاتِي كَعِلْمِي فِي حَيَاتِي
Artinya : “Tahuku setelah aku meninggal adalah seperti tahuku disaat aku masih hidup.”
Dalam Tafsir al-Mudzhiri dijelaskan, namun kehidupan para Nabi lebih kuat dari mereka (: para syuhada’) dan lebih terlihat pengaruhnya diluar, sampai tidak diperbolehkan untuk menikahi istri-istri Nabi SAW setelah beliau meninggal, berbeda dengan para syuhada’. Dan al-Shiddiqiin lebih tinggi derajatnya dari para syuhada’ dan orang-orang sholeh, artinya para wali, disamakan dengan mereka seperti yang telah ditunjukan oleh urutan ayat,
مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَ الصَّدَّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ وَ الصَّلِحِيْنَ
Artinya : “… yaitu para nabi, para shiddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh.”
Rasulullah SAW bersabda,
اَلْأَنْبِيَاءُ اَحْيَاءٌ فِي قُبُورِهِمْ يُصَلُّونَ
Artinya : “Para nabi masih hidup didalam kuburnya. Mereka shalat..”
Dari Abu Darda’, Rasulullah SAW bersabda,
اَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَيَّ يَومَ الْجُمْعَةِ فَإِنَّهُ يَومٌ مَشْهُودٌ تَشْهَدُهُ الْمَلاَئِكَةُ وَ اِنْ اَحَداً لَنْ يُصَلِّيَ عَلَيَّ اِلاَّ عُرِضَتْ عَلَيَّ صَلاَتُهُ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهاَ
Artinya : “Perbanyaklah kalian bersholawat kepadaku dihari jum’at, karena hari itu adalah hari yang disaksikan oleh para malaikat. Dan tidaklah seseorang membacakan sholawat kepadaku kecuali akan dilaporkan sholawatnya kepadaku hingga dia selesai darinya.”
Abu Darda’ berkata, “Aku bertanya, meskipun setelah engkau meninggal?” beliau menjawab,
 وَ بَعْدَ الْمَوتِ اِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ اَنْ تَأْكُلَ اَجْسَادَ اللأأَنْبِيَاءِ فَنَبِيُّ اللهِ حَيٌّ يُرْزَقُ
Artinya : “Dan setelah aku meninggal, karena Allah telah mengharamkan bumi dari memakan jasad para Nabi, maka Nabi Allah masih hidup dan diberi rejeki.” (HR. Ibnu Maajah).
Sa’id bin Musayyab ra berkata, “Aku telah melihat diriku sendiri dimalam-malam yang panas dan tidaklah ada seseorang dimasjid Rasulullah melainkan aku, dan tidaklah datang waktu shalat kecuali aku mendengar adzan dari dalam makam.” Seperti yang telah dijelaskan dalam Dalail al-Nubuwwah karangan al-Allamah Abu Na’im.

Dalam al-Zarqani ‘Ala al-Mawahib dan al-Fatawa al-Ramliyyah dijelaskan, para Nabi, syuhada’ dan ulama’ tidak akan hancur jasadnya. Para Nabi dan syuhada’ makan didalam kuburnya, minum, shalat, puasa dan haji.”

Syah Waliyullah dalam Fuyudl al-Haramain berkata, “Sesungguhnya para nabi tidaklah meninggal. Mereka shalat dan berhaji didalam kuburnya. Dan sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang masih hidup.”

Dalam Tafsir al-Mudzhiri dijelaskan sesungguhnya Allah ta’ala memberikan kepara ruh mereka (para Nabi) kekuatan jasad, sehingga mereka bisa pergi dari bumi, langit dan surga sesuka hati mereka. Dan mereka menolong para kekasih mereka serta menghancurkan musuh-musuh mereka. Insya Allah.

Dalam al-Hawi Lil Fatawa menuqil dari Ustadz Abu Manshur Abdul Qahir bin Thahir al-Baghdadi al-Faqih al-Ushuli, gurunya mazhab Syafi’i, dia berkata, “Al-Muhaqqiqin dari ashab kita berkata, “Sesungguhnya Nabi kita SAW masih hidup setelah kematiannya. Beliau akan menjadi bahagia dengan ketaatan umatnya dan sedih dengan kemaksiatan mereka. Dan sholawatnya orang yang bersholawat dari umatnya akan bisa sampai kepada beliau.”

Dalam Ruh al-Ma’ani diterangkan, Imamul Auliya’ Juned al-Baghdadi berkata, “Orang yang hidupnya dengan dirinya sendiri maka matinya adalah dengan perginya ruh dia dan orang yang hidupnya dengan Tuhannya maka dia akan berpindah dari kehidupan copian kekehidupan asli, yaitu kehidupan yang hakiki. Ketika orang yang dibunuh dengan pedang syariat masih hidup dan diberi rejeki lalu bagaimana dengan orang yang dibunuh dengan pedang shiddiq danhaqiqah.”

Dalam al-Mirqah diterangkan, tidak ada bedanya bagi mereka didua keadaan itu. Oleh karenanya, dikatakan: “Para wali Allah tidaklah meninggal tetapi mereka berpindah dari satu tempat ketempat lainnya.”

Dalam Irsyad al-Sary Syarah Shahih al-Bukharidijelaskan, sebagian orang dari kelompok Mu’tazilah dan Rawafidl ada yang mengingkari siksa kubur dengan ber-hujjah bahwa mayit adalah jamad (: benda tak bernyawa) tidak ada kehidupan padanya dan tidak bisa merasa. 

Al-Allamah al-Taftazani dalam Syarah al-Maqashidberkata, “Oleh karenanya, (para wali punya karomah dan tasharruf serta ruh mereka masih tetap ada meskipun mereka sudah meninggal), maka menziarahi makam orang baik dan beristighatsah dengan orang terpilih adalah bisa berguna.”

Imam Abu Umar bin Abdul Barr dalam kitab al-Istidzkar wal Tamhid menuturkan, dari Abdullah bin Abbas, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda,
مَا مِنْ اَحَدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ اَخِيْهِ الْمُؤْمِنِ كَانَ يَعْرِفُهُ فِي الدُّنْياَ فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ وَ رَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ
Artinya : “Tidaklah dari seseorang yang melewati makam saudaranya yang mukmin yang dia mengenalnya di dunia kemudian dia bersalam kepadanya, maka saudaranya itu akan menjawab salamnya.”
Imam al-Suyuthi telah menyebutkan dalam Syarah al-Shudur, al-Fadlil al-Zarqani dalam Syarah al-Mawahib, Syeikh al-Muhaqqiq dalam Jami’ al-BarakaatJadzb al-Qulub Ibnu Abu Dunia, al-Baihaqi, al-Shabuni, Ibnu ‘Asakir, Khathib al-Baghdadi dan para muhaddits lainnya dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
اِذاَ مَرَّ رَجُلٌ بِقَبْرٍ يَعْرِفُهُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَ عَرَفَهُ وَ اِذاَ مَرَّ بِقَبْرٍ لاَ يَعْرِفُهُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَ رَدَّ عَلضيْهِ السَّلاَمَ
Artinya : “Ketika seseorang melewati sebuah makam yang dia kenal lalu dia bersalam kepadanya, maka dia (penghuni makam) akan mengenali dia. Dan ketika orang itu melewati makam yang tidak dia kenal lalu dia bersalam kepadanya maka dia (penghuni makam) akan menjawab salamnya.”
Imam al-Thabrani dengan sanadnya yang shahih berkata, “Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda,
يَسْمَعُونَ كَماَ تَسْمَعُونَ وَ لَكِنْ لاَ يُجِيْبُونَ
Artinya : “Mereka (: orang-orang yang beliau seru) bisa mendengar seperti halnya kalian, namun mereka tidak bisa menjawab.”
Dalam Syarah Al Shudur dijelaskan, Imam al-Yafi’irahmatullah ‘alaih berkata, “Sudah masyhur bahwa sebagian orang sholeh telah mendengar al-Faqih al-Kabir al-Wali al-Syahid Ahmad bin Musa bin ‘Ujail membaca surat al-Nur didalam makamnya.”


GUS MIEK DAN PREMAN TANJUNG PRIUK






.
Di daerah Tanjung Priok pada tahun 1996, ada 3 orang preman yang kerjaannya cuma memalak setiap kendaraan truck kontainer yang hendak masuk pelabuhan. Setelah itu mereka akan menggunakan uang hasil palakannya itu untuk mabuk-mabukkan, main perempuan atau judi.
.
Hingga pada suatu hari datanglah seorang pria mengenalkan dirinya bernama Gus Miek. Lantas pria itu berbicara kesana-kemari tentang banyak hal, mulai dari masalah politik, ekonomi hingga menyentuh masalah agama.
.
Begitu lembut dan inteleknya pria itu berbicara, hingga akhirnya ketiga preman ini tertarik dan mulai suka dengannya. Apalagi pria itu orangnya asyik diajak gaul ala preman dan suka traktir makan, minum dan rokok
.
Hingga akhirnya masuk waktu shalat Dzuhur, lantas Gus Miek mengajak ketiga preman itu untuk ikut shalat. Pada mulanya mereka menolak, tapi Gus Miek merayunya dengan iming-iming barangsiapa yang mau shalat dengannya, maka akan dikasih uang Rp. 50.000. Maka walaupun terpaksa akhirnya ketiga preman ini mau ikut shalat di belakang Gus Miek, tentu saja niatnya demi mendapat uang
.
Begitulah setiap waktu shalat, pasti mereka shalat berjamaah bersama teman barunya, Gus Miek. Kejadian ini berlangsung hingga 3 bulan lamanya. Hingga pada akhirnya ada kesadaran tersendiri bagi tiga preman itu untuk shalat, apalagi Gus Miek jg mengajarkan masalah agama yg selama ini blm pernah mereka dengar
.
Dan memasuki bulan ke-4, Gus Miek sudah tidak menemui 3 preman tersebut. Tentu saja mereka kalang kabut karena sudah terbiasa shalat berjamaah bersama Gus Miek. Mulai ada kerinduan dari ketiga preman itu akan sosok pria misterius yg selama ini selalu mengajak mereka kepada kebaikan dan mengajarkan mereka tntg masalah agama
.
Rupanya tingkah mereka menarik perhatian Ustadz Suhaimi. Ia lalu menghampiri mereka dan menanyakan banyak hal. Kemudian 3 preman itu bercerita tntg perjumpaan mereka dgn seorang pria misterius yg membuat mereka mulai mendalami masalah agama
.
Betapa kagetnya sang ustadz saat nama Gus Miek disebut. Sebab, Gus Miek telah meninggal 3 tahun sebelumnya, yakni pada tahun 1993

Sabtu, 02 Juni 2018

Perawat Palestina Tewas Tertembak saat Tangani Pasien


Perawat Palestina Tewas Tertembak saat Tangani Pasien

Razan Ashraf Al Najjar (21) tewas setelah ditembak mati oleh tentara Israel.
Wanita asal Palestina itu harus meninggal dunia saat sedang bertugas di perbatasan jalur Gaza.
Perawat muda tersebut diketahui berada di kerumunan pengunjuk rasa yang notabene penduduk Palestina.
Dilansir dari laman Iran-daily, kejadian yang berlangsung pada Jumat (1/6/2018) malam itu memang tampak mencekam.
Diberitakan sejumlah pengunjuk rasa datang ke perbatasan tersebut untuk melakukan protes mengenai sengketa wilayah mereka.
Saat itu, Razan diketahui sedang berada di tengah demonstran Palestina yang terluka.
Namun nahas, meski telah memakai seragam putih yang menandakan petugas medis, tentara Israel tetap tak pandang bulu menembaki ke arah pengunjuk rasa tersebut.
Dan salah satu peluru tersebut nyatanya mengenai dada Razan.
Najjar terluka parah sebagai akibatnya, dan menyerah pada luka tembaknya yang parah tak lama kemudian.
Namun klaim yang diajukan oleh pihak militer Israel justru berbeda.

Minggu, 14 Januari 2018

gus ud bernyanyi dan pesawat pun mogok

Wali Nyleneh Gus Ud, Jendral Nasution Dan Pesawat Mogok
.
Suatu hari Jend. A.H Nasution diantar KH  Mahrus Ali Lirboyo sowan ke Gus Ud. Sampai disana diberi segelas air suwuk (air yang sudah didoakan oleh Gus Ud) sambil berucap:
. “ombehen lee, kowe ben selamet” (minumlah nak, biar kamu selamat). .
Dan terbukti ketika meletus insiden G-30S PKI, Jend. A.H Nasution adalah satu-satunya target yang selamat.
.
Gus Ud mendapat derajat kewalian sejak masih kecil. Gus Ud sangat nakal dan banyak tingkah hingga membuat ayahnya sering marah kepadanya. Setiap ayahnya mengajar sering terganggu oleh suara-suara teriakan Gus Ud kecil.
.
Suatu saat ayahnya menegur beliau sambil membentak "Kamu ini banyak tingkahnya, makanya gak bisa ngaji!“ . .
Kemudian si kecil Gus Ud menimpali teguran ayahnya ”Ngajar ngajinya saya ganti ya?“
.
Ayahnya heran dengan ucapan anaknya yang baru berusia 8 tahunan itu. Gus Ud langsung mengambil kitab kuning ayahnya tersebut dan langsung membacanya. .
Meski kitab itu gundul (tak berharokat), Gus Ud kecil lancar membacanya berikut menjelaskan semua keterangan kitab itu. Ayahnya terheran-heran dan sejak itulah sang ayah membiarkan saja apa yang dilakukan putranya itu.
.
Saat musim haji, Gus Ud berangkat haji dengan KH Mas Zubeir bin Harits. Ketika pesawat mau berangkat, di dalam pesawat itu Gus Ud membaca marhabanan dengan suara keras dan tidak teratur sambil memukulkan sesuatu yang dipakai untuk musiknya
.
Semua yang melihat tidak berani melarang karena paham siapa itu Gus Ud. Hanya salah satu awak pesawat lelaki menegur Gus Ud dengan halus, "maaf pak, pesawat mau berangkat, tolong berhenti dulu “ katanya. .
Lalu Gus Ud berhenti mambaca marhabanan dengan hati yang dongkol. Lalu apa yang terjadi? Sampai beberapa jam mesin pesawat tidak mau hidup!
.
Setelah diperiksa, ternyata tidak ada masalah. Tapi tetep saja mesinnya tidak bisa hidup. Akhirnya salah satu jama’ah haji ada yang menegur awak pesawat tadi agar minta maaf pada Gus Ud.
.
Setelah awak pesawat tadi minta maaf, Gus Ud langsung membaca marhabanan seperti tadi dengan suka cita Dan mesin pesawat langsung hidup dan berangkat ke saudi dengan selamat.
.
#pesantrenku

Minggu, 01 Oktober 2017

ABU,MADU DAN TALI
Diceritakan pada zaman dahulu kala Ada seorang laki-lqki Ahli Ibadah yg mendapatkan kelebihan dari اَللّهُ, mampu melihat Iblis yg sedang membawa Abu, Madu dan Tali.
Kemudian Ia lalu bertanya pada Iblis, "Apa yg akan kau lakukan dengan debu tersebut ?" "Aku akan meletakkannya di mata anak² yatim agar masyarakat memandang jijik, rendah dan membenci mereka, sehingga mereka tidak memperoleh berkah dan pahala mengurus anak yatim !", jawab Iblis.
"Lalu apa yg akan kau lakukan dengan madu itu ?", tanya orang sholeh itu. Maka iblis menjawab: "Akan kuletakkan di bibir orang-orang yang sedang bergunjing/menggibah agar ghibah terasa manis di mulut mereka !"
"Lalu apa gunanya tali itu ?", tanya orang sholeh lagi. "Tali ini untuk orang-orang yan keluar dari rumah menuju Masjid atau Majlis ilmu dengan semangat yg dapat menyampaikan mereka kepada اَللّهُ, dan dalam hati mereka hanya ada ketaatan. AKU TAK MAMPU MENDEKATI APALAGI MENGGANGGU MEREKA, maka kutunggu mereka di depan pintu. Jika sekali waktu mereka keluar dari tempat tersebut untuk kembali mengurusi URUSAN KEDUNIAAN, kukalungkan tali ini ke leher mereka dan kutuntun mereka SEKEHENDAKKU !"

(Dinukil dari kitab "Tuhfah Al-Asyrof", Sayyidinal Imam Al-'Allamah, Sayyid Muhammad bin Hadi As-Seggaf رضي الله عنـه)