Powered By Blogger

Minggu, 01 Oktober 2017

ABU,MADU DAN TALI
Diceritakan pada zaman dahulu kala Ada seorang laki-lqki Ahli Ibadah yg mendapatkan kelebihan dari اَللّهُ, mampu melihat Iblis yg sedang membawa Abu, Madu dan Tali.
Kemudian Ia lalu bertanya pada Iblis, "Apa yg akan kau lakukan dengan debu tersebut ?" "Aku akan meletakkannya di mata anak² yatim agar masyarakat memandang jijik, rendah dan membenci mereka, sehingga mereka tidak memperoleh berkah dan pahala mengurus anak yatim !", jawab Iblis.
"Lalu apa yg akan kau lakukan dengan madu itu ?", tanya orang sholeh itu. Maka iblis menjawab: "Akan kuletakkan di bibir orang-orang yang sedang bergunjing/menggibah agar ghibah terasa manis di mulut mereka !"
"Lalu apa gunanya tali itu ?", tanya orang sholeh lagi. "Tali ini untuk orang-orang yan keluar dari rumah menuju Masjid atau Majlis ilmu dengan semangat yg dapat menyampaikan mereka kepada اَللّهُ, dan dalam hati mereka hanya ada ketaatan. AKU TAK MAMPU MENDEKATI APALAGI MENGGANGGU MEREKA, maka kutunggu mereka di depan pintu. Jika sekali waktu mereka keluar dari tempat tersebut untuk kembali mengurusi URUSAN KEDUNIAAN, kukalungkan tali ini ke leher mereka dan kutuntun mereka SEKEHENDAKKU !"

(Dinukil dari kitab "Tuhfah Al-Asyrof", Sayyidinal Imam Al-'Allamah, Sayyid Muhammad bin Hadi As-Seggaf رضي الله عنـه)
KUTIPAN PEMBACAAN KITAB NASOHIDINIYAH
Image result for zdikir
Berkata Imam Hujatul Islam Al-Gozali RA: zikir itu terbagi atas 4 tingkatan
1.) Zikir dengan menggunakan lisan saja
2.) Zikir dengan Hati & lisan berbarengan secara dipaksakan
3.) Zikir dengan hati & menghadirkannya dalam hati bersama lisan tanpa harus dipaksakan
4.) Zikir yang telah menguasai hati dan hati pun tenggelam dalam berzikir Tingkatan pertama (Zikir dengan menggunakan lisan saja) sedikit manfaatnya & pengaruhnya
Dan tidak diragukan lagi bahwa zikir dengan lisan disertai hati yang lalai itu sedikit faidah & manfaatnya, Akan tetapi hal tersebut masih bagus dibandingkan meninggalkan zikir sama sekali Hingga ditanyakan kepada seorang arifbillah: "Sungguh kita telah berzikir kepada Allah tetapi kita tidak mendapatkan kehadiran (zikir tsb) didalam hati?" Maka dijawab: "Bersyukurlah kepada Allah yang telah menghiasi (Lisan kalian) satu anggota tubuh kalian dengan bisa menyebutNya."
Maka hendaklah bagi yang berzikir dengan menggunakan lisan nya agar dia memaksakan juga untuk menghadirkan zikir tersebut didalam hatinya. Hingga akhirnya orang tersebut berzikir dengan lisan & hatinya secara dipaksakan dipermulaannya. Kemudian senantiasa melazimi (zikir lisan & hati) secara terus menerus sampai hatinya merasakan kelezatan zikir & memancar cahaya-cahaya zikirnya didalam hatinya.
Maka diwaktu itulah hatinya akan ikut hadir dengan zikirnya tanpa kesulitan harus susah payah dipaksakan. Bahkan bisa jadi keadaannya telah menjadi & mencapai kepada suatu keadaan dimana tidak sanggup bersabar untuk berzikir dan tidak mampu lalai dari zikir.
والله اعلم