Gerhana Matahari Total (GMT) akan terjadi pada 9 Maret mendatang.
Indonesia menjadi satu-satunya negara yang dapat menyaksikan fenomena
langka ini. GMT akan melewati Sumatera, sisi selatan Kalimantan, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.
Daerah yang akan dilalui GMT kini bersiap menyambut persitiwa astronomi
tersebut. Mulai dari aksi bersih-bersih, sampai berbagai atraksi yang
sudah disiapkan untuk menyambut gerhana.
Dalam Islam, gerhana bukan semata-mata fenomena alam dan kejadian
antariksa, namun, sarat dengan nuansa religius. Bahkan, Rasulullah SAW
memerintahkan umatnya agar melakukan amalan ini ketika gerhana terjadi.
Apa saja amalannya? Berikut ulasannya.
1. Perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda terkait dengan peristiwa gerhana.
Rasul menjelaskan bahwa tentang banyak hikmah dibalik kejadian tersebut.
Dalam hadis riwayat Bukhori-Muslim Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan
Allah. Terjadinya gerhana matahari atau bulan bukanlah karena kematian
seseorang atau kehidupannya. Maka jika kamu melihatnya, berdoalah kepada
Allah, bertakbirlah kepada-Nya, bersedekahlah, dan shalatlah.”
(Bukhori-Muslim)
2. Mengerjakan shalat gerhana secara berjama’ah di masjid
Amalan lain yang bisa dilakukan saat terjadi gerhana adalah salat
berjamaah di masjid. Rasulullah SAW selalu melakukan hal demikian saat
terjadi gerhana.
Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini sebagaimana dalam hadits dari
’Aisyah bahwasanya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari
kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. Lalu Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid),
lalu beliau berdiri dan menunaikan shalat. (HR. Bukhari no. 1050).
Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid.
Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat
dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya
gerhana.” (Fathul Bari, 4: 10)
Namun, salat berjamaah di masjid bukanlah syarat. Mereka yang tidak
sempat ke masjid bisa melakukannya di rumah. Karena Rasulullah SAW
memerintahkan umatnya agar salat setiap melihat gerhana.
“Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah”. (HR. Bukhari no. 1043)
3. Wanita juga boleh shalat gerhana bersama kaum pria di masjid
Ternyata kaum wanita juga boleh ikut salat bersama dengan kaum pria saat
terjadi gerhana. Dari Asma` binti Abu Bakr, beliau berkata,
“Saya mendatangi Aisyah radhiyallahu ‘anha -isteri Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam- ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu manusia
tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut berdiri untuk melakukan
sholat, saya bertanya: “Kenapa orang-orang ini?” Aisyah mengisyaratkan
tangannya ke langit seraya berkata, “Subhanallah (Maha Suci
Allah)”. Saya bertanya: “Tanda (gerhana)?” Aisyah lalu memberikan
isyarat untuk mengatakan iya.” (HR. Bukhari no. 1053)
4. Menyeru jama’ah dengan panggilan ’ash sholatu jaami’ah’ dan tidak ada adzan maupun iqomah
Saat terjadi gerhana, maka muslim diisyaratkan untuk memanggil muslim
yang lain agar menunaikan salat gerhana. Namun berbeda dengan adzan
biasanya, seruan salat gerhana hanya berlafadz Ash Shalatu. Jami’ah’
Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha menuturkan bahwa pada masa Rasulullah
pernah terjadi gerhana.
“Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH
SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang
lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat
kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no.
901).
5. Berkhutbah setelah shalat gerhana
Amalan selanjutnya yang bisa dilakukan saat terjadi gerhana adalah
berkhutbah setelah salat gerhana. Dari Aisyah, beliau menuturkan bahwa
setelah salat gerhana dan matahari mulai tampak, maka Rasulullah SAW
langsung berdiri dan berkhotbah di hadapan orang banyak, beliau memuji
dan menyanjung Allah, kemudian bersabda,
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda
kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang
atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah
kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar