Powered By Blogger

Jumat, 28 November 2014

KHASIAT AYAT KURSI

Mahfum ayat:
Allah, tidak ada yang benar disembah hanya Dia yang Hidup dan Maha Kaya, tidak pernah ditimpa mengantuk dan tidak pernah tidor, bagin Nya sesuatu yang ada di langit dan di bumi, tidak ada yag boleh membri syafaat kecuali denga izin Nya. Ia maha mengetahui segala apa yang terjadi di hadapan mereka dan dibelakang mereka. Tidaklah mereka meliputi ilmunya sedikit jua kecuali yang dikehendakki Nya. Lebih luas kerusinya darilangit dam bumi. Tidak susah bagi Nya memelihara keduanya. Ia maha Tinggi dan maha Besar.
[Allah! There is no god but He, the Living, the Self-subsisting, Eternal. No slumber can seize Him nor sleep. His are all things in the heavens and on earth. Who is there can intercede in His presence except as He permitteth? He knoweth what (appeareth to His creatures as) Before or After or Behind them. Nor shall they compass aught of His knowledge except as He willeth. His Throne doth extend over the heavens and the earth, and He feeleth no fatigue in guarding and preserving them for He is the Most High, the Supreme (in glory).]
Penjelasan:
Ayat Kursi diturunkan pada suatu malam selepas Hijrah. Menurut riwayat, ketika ayat kursi diturunkan disertai dengan beribu-ribu malaikat sebagai penghantarnya, kerana kebesaran dan kemuliaannya.
Syaitan dan Iblis menjadi gempar kerana adanya suatu alamat yang menjadi perintang dalam perjuangan nya.
Rasulallah s.a.w segera memerintah kepada penulis alQuran iaitu Zaid bin Thabit agar segera menulisnya dan menyebarkannya.
Ada terdapat sembilan puluh lima buah hadis yang menjelaskan fazilat ayat kursi. Sebabnya ayat ini disebut ayat KURSI kerana di dalam nya terdapat perkataan KURSI, ertinya tempat duduk yang megah lagi yang mempunyai martabat.
Perlu di ingat, bukan yang di maksudkan dengan KURSI ini tempat duduk tuhan, tetapi adalah KURSI itu syiar atas kebesaran Tuhan.
Khasiat Ayat Kursi:
  1. Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan istikamah setiap kali selesai sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali masuk kerumah atau kepasar, setiap kali masuk ke tempat tidur dan musafir, insyaallah akan diamankan dari godaan syaitan dan kejahatan raja-raja (pemerintah) yang kejam, diselamatkan dari kejahatan manusia dan kejahatan binatang yang memudharatkan. Terpelihara dirinya dann keluarganya, anak-anak nya, hartanya, rumahnya dari kecurian, kebakaran dan kekaraman.
  2. Terdapat keterangan dalam kitab Assarul Mufidah, barang siapa yang mengamalkan membaca ayat kursi, setiap kali membaca sebanyak 18 kali, inyaallah ia akan hidup berjiwa tauhid, dibukakan dada dengan berbagai hikmat, dimudahkan rezekinya, dinaikkan martabatnya, diberikan kepadanya pengaruh sehingga orang selalu segan kepadanya, diperlihara dari segala bencana dengan izin Allah s.w.t.
  3. Salah seorang ulama Hindi mendengar dari salah seorang guru besarnya dari Abi Lababah r.a, membaca ayat Kursi sebanyak anggota sujud (7 kali) setiap hari ada benteng pertahanan Rasulallah s.a.w.
  4. Syeikh Abul ‘Abas alBunni menerangkan: “Sesiapa membaca ayat Kursi sebanyak hitungan kata-katanya (50 kali), di tiupkan pada air hujan kemudian diminumnya, maka inysyaallah tuhan mencerdaskan akalnya dan memudahkan faham pada pelajaran yang dipelajari.
  5. Sesiapa yang membaca ayat Kursi selepas sembahyang fardhu, Tuhan akan mengampunkan dosanya. Sesiapa yang membacanya ketika hendak tidur, terpelihara dari gangguan syaitan, dan sesiapa yang membacanya ketika ia marah, maka akan hilang rasa marahnya.
  6. Syeikh alBuni menerangkan: Sesiapa yang membaca ayat Kursi sebanyak hitungan hurufnya (170 huruf), maka insyaallah, Tuhan akan memberi pertolongan dalam segala hal dan menunaikan segala hajatnya, dam melapangkan fikiranyan, diluluskan rezekinya, dihilangkan kedukaannya dan diberikan apa yang dituntutnya.
  7. Barang siapa membaca ayat Kursi ketika hendak tidur, maka Tuhan mewakilkan dua malaikat yang menjaga selama tidurnya sampai pagi.
  8. Abdurahman bin Auf menerangkan bahawa, ia apabila masuk kerumahnya dibaca ayat Kursi pada empat penjuru rumahnya dan mengharapkan dengan itu menjadi penjaga dan pelindung syaitan.
  9. Syeikh Buni menerangkan: sesiapa yang takut terhadap serangan musuh hendaklah ia membuat garis lingkaran denga nisyarat nafas sambil membaca ayat Kuris. Kemudian ia masuk bersama jamaahnya kedalam garis lingkaran tersebut menghadap kearah musuh, sambil membaca ayat Kursi sebayak 50 kali, atau sebanayk 170 kali, insyaallah musuh tidak akan melihatnya dan tidak akan memudharatkannya.
  10. Syeikul Kabir Muhyiddin Ibnul Arabi menerangkan bahawa; sesiapa yang membaca ayat Kursi sebayak 1000 kali dalam sehari semalam selama 40 hari, maka demi Allah, demi Rasul, demi alQuran yang mulia, Tuhan akan membukakan baginya pandangan rohani, dihasilkan yang dimaksud dan diberi pengaruh kepada manusia. (dari kitab Khawasul Qur’an)

Kamis, 20 November 2014

    KISAH PERTEMPURAN RASULULLAH DENGAN JIN
A.    Kisah Baginda Bertempur dengan Jin ketika Isra’ Mi’raj
Ketika Rasulullah terbang (dalam kisah Isra’ Mi’raj) dengan mengendarai Buraq dengan diampingi oleh malaikat Jibril, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan (energi) api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu terbang membuntuti untuk mencelakakan Nabi dengan terus-menerus menyemburkan (energi) Api dari peralatan obor yang dibawah Jin Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: "Tidakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa (hancur lebur)?" Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah.
Doa nya (kalimat sempurna/sakti):
 
Maksud : Aku berlindung dengan wajah Allah yang Maha Mulia dan dengan Kalimat-Kalimat Allah yang Sempurna yang tidak ada “melampauinya” segala kebaikan mahupun keburukan dari kejahatan apa yang masuk ke dalam bumi  dan apa yang keluar darinya dan dari kejahatan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan dari kejahatan fitnah di malam dan siang  hari dan dari kejahatan jalan-jalan  dimalam dan siang hari, kecuali suatu jalan yang dilalui dengan kebaikan, wahai yang Maha Penyayang.

Setelah Nabi Muhammad saw. membaca doa tersebut, maka jin Ifrit yang membuntuti beliau jatuh tersungkur lalu binasa dan obornya padam.(HR. Bukhari)
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1.      Jin dapat Terbang
2.      Jin  mempunyai teknologi canggih dialamnya (Obor yang bisa menyemburkan api yang dapat membakar tubuh manusia)
3.      Jibril menjadi Guide Rasulullah yang mendampingi beliau lalu memberikan petunjuk dan arahan pada Baginda Nabi ketika bertempur dengan Jin Ifrit
4.      Doa bisa menjadi senjata untuk menghancurkan jin
B.     Rasulullah bertempur dengan jin ketika Sholat
-          "Sesungguhnya syetan merintangiku dan berbuat kasar kepadaku untuk merusak shalatku, namun aku diberi kekuatan oleh Allah untu mengalahkannya hingga aku pun mencekiknya. Sungguh muncul dalam diriku keinginan untuk mengikatnya pada salah satu tiang dimasjid hingga pagi agar kamu dapat menyaksikannya. Namun tiba tiba aku teringat ucapan saudaraku, Sulaian, "Ya Tuhanku ampunilah aku dan berikanlah aku kerajaan ang tak layak buat seorangpun sesudahku" (QS Shad:35, Sy). Maka Allah pun menolaknya dalam kehinaan ". (HR Al Bukhari dan Muslim. Lihat shahih Al Bukhori Juz 1 Halaman 209 dan shahih Muslim Juz 1 Halaman 242)
-          An-Nasa`i meriwayatkan atas syarat (perawi) al-Bukhari, dari Aisyah radhiyallahu 'anha: 'Sesungguhnya Nabi e shalat, lalu syetan datang, maka beliau memegangnya, menjatuhkannya, lalu mencekiknya. Rasulullah e bersabda:
-          (( حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ لِسَانِهِ عَلَى يَدِي, لَوْلاَ دَعْوَةُ سُلَيْمَانَ لَأَصْبَحَ مُوْثَقًا حَتَّى يَرَاهُ النَّاسُ ))
-          'Hingga aku merasakan dingin lisannya di atas tanganku. Kalau bukan karena doa nabi Sulaiman  niscaya ia tetap diikat hingga orang-orang melihatnya.'[1] Dan diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari hadits Abu Sa'id t, dan padanya: 'Aku menurunkan tanganku, aku tetap mencekiknya hingga aku merasakan dingin air liurnya di antara dua jemariku ini yaitu jempol/ibu jari dan yang di sampingnya (telunjuk).'
-          "Rasulullah SAW berdiri melakukan shalat lalu kami dengar beliau mengatakan "Aku berlindung kepada Allah darimu". Setelah itu beliau mengatakan: "Aku melaknat kamu dengan laknat Allah" sebanyak tiga kali seraya menjulurkan tangannya seakan akan beliau menggapai sesuatu. Ketika beliau telah selesai shalat, kami bertanya: "Ya Rasulullah, tadi kami mendengar engkau mengucapkan kata - kata yang belum pernah kami dengar dari engkau mengucapkan itu sebelumnya dan kami pun melihat engkau mengulurkan tanganmu". Rasullullah SAW bersabda: "Sesungguhnya musuh Allah, iblis datang membawa obor api hendak diletakkan diwajahku, lalu aku berkata: "Aku laknat engkau dengan laknat Allah yang sempurna". maka iblispun mundur sebanyak tiga langkah. Aku bermaksud menangkapnya. Demi Allah sekiranya bukan karena doa saudaraku Sulaiman, niscaya pagi harinya ia benar - benar terikat dan dapat dijadikan mainan anak - anak Madinah". (HR Muslim Juz 1 Halaman 244)
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1.      Jin dapat mengganggu manusia ketika sholat
2.      Jin dapat dikalahkan dalam pertempuran jarak dekat
3.      Jin dapat disakiti / dicekik
4.      Air liur Jin itu dingin
5.      Sahabat Nabi tidak melihat bahwa Baginda sedang berkelahi dengan jin (jinnya berbentuk ghoib) maka manusia bisa menyakiti jin walaupun jin berwujud ghoib.
6.      Iblis dapat membakar manusia dengan energi api
7.      Doa ruqyah yang dibacakan dapat membuat Iblis mundur dan terkalahkan.
8.      Jin dapat diikat dan dapat terlihat manusia hingga bisa menjadi maninan anak-anak madinah
II.                KISAH PERTEMPURAN SAHABAT DENGAN JIN
A.    Ubay bin Kaab dan Abu Hurairah menangkap dan mengintrogasi Jin pencuri
-          Dari Ubay bin Kaab RA, dahulu mereka memiliki suatu wadah tempat mengeringkan kurma. Di dalam wadah itu terdapat biji kurma. Pada suatu hari mereka mendapati jumlah kurma di dalamnya berkurang. Maka pada suatu malam mereka menjaganya dan tiba-tiba ada suatu makhluk seperti seorang anak yang berumur baligh. Lalu akupun memberinya salam dan ia menjawabnya. Aku berkata, “Engkau manusia atau jin?” Makhluk itu menjawab, “Jin.” Aku berkata“ Perlihatkanlah tanganmu!” Ternyata tangan itu adalah tangan anjing dan rambutnyapun rambut anjing. Aku berkata, “Beginikah bentuk jin?” Jin itu menjawab, “Engkau telah mengenal bentuk jin,tetapi diantara mereka ada lagi yang lebih menakutkan dariku.”Aku bertanya, “Mengapa engkau mencuri?” Jin itu menjawab, “Aku mendengar bahwa engkau adalah orang yang gemar bersedekah, karenaitu, aku ingin men dapatkan sebagian dari makananmu.” Aku bertanya, “Apa yang dapat menghalangi kalian (golongan jin) dari mengganggu kami?” Jin itu menjawab, “Ayat Kursi.” Setelah itu, akupun meninggalkannya, dan keesokan harinya aku mendatangi Rasulullah SAW dan menceritakan perihal tersebut. Lalu beliau Rasul bersabda, “Makhluk buruk berkata benar”. (HR IbnuHibban)
-          Sahabat Nabi saw., Abu Hurairah .a., menceritakan bahwa ia ditugaskan oleh Rasulullah saw. menjaga zakat pada bulan Ramadan. Pada suatu malam ia kedatangan seorang yang merangkak untuk mengambil makanan. Abu Hurairah menangkapnya sambil berkata, "Demi Allah, engkau pasti kubawa kepada Rasulullah saw." Yang ditangkap itu berkata, "Aku perlu dan aku mempunyai anak-anak (keluarga)." Maka, Abu Hurairah melepaskannya. Peristiwa serupa terulang, dan pada malam ketiganya Abu Hurairah berkeras membawanya kepada Rasulullah saw. Yang ditangkap itu mengimbau sambil mengajarkan kepada Abu Hurairah agar membaca ayat Kursi sebelum tidur supaya terpelihara dari gangguan syaitan. Keesokan harinya Nabi saw. bertanya kepada Abu Hurairah apa yang dialaminya semalam, dan setelah dijelaskannya, Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya ia telah berucap benar kepadamu, walau sebenarnya dia pembohong. Tahukah engkau siapa yang engkau ajak berbicara sejak tiga malam?" "Tidak!" (jawab Abu Hurairah). Sabda Nabi saw., "Itulah syaitan."
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1.      Jin dapat ditangkap
2.      Jin dapat menjadi pencuri dialam manusia
3.      Wujud jin sangat jelek (tangannya seperti anjing dan rambutnyapun seperti rambut anjing)
4.      Ayat Kursi bisa mengusir jin.
B.     Khalid bin Walid membunuh Jin Uzza
Dari Abu Al-Thufail, beliau bercerita, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menaklukkan kota Mekah, beliau mengutus Khalid bin al Walid ke daerah Nakhlah, tempat keberadaan berhala ‘Uzza. Akhirnya Khalid mendatangi ‘Uzza, dan ternyata ‘Uzza adalah tiga buah pohon Samurah. Khalid pun lantas menebang ketiga buah pohon tersebut. Ketiga buah pohon tersebut terletak di dalam sebuah rumah. Khalid pun menghancurkan bangunan rumah tersebut. Setelah itu Khalid menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan. Komentar Nabi, ‘Kembalilah karena engkau belum berbuat apa-apa.’ Akhirnya kembali. Tatkala para juru kunci ‘Uzza melihat kedatangan Khalid, mereka menatap ke arah gunung yang ada di dekat lokasi sambil berteriak, “Wahai ‘Uzza. Wahai ‘Uzza.” Khalid akhirnya mendatangi puncak gunung, ternyata ‘Uzza itu berbentuk perempuan telanjang yang mengurai rambutnya. Dia ketika itu sedang menuangkan debu ke atas kepalanya dengan menggunakan kedua telapak tangannya. Khalid pun menyabetkan pedang ke arah jin perempuan ‘Uzza sehingga berhasil membunuhnya. Setelah itu Khalid kembali menemui Nabi dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan. Komentar Nabi, “Nah, itu baru ‘Uzza.” (HR. An-Nasa’I, Sunan Kubro no. 11547, jilid 6 hal. 474, terbitan Darul Kutub Ilmiyyah Beirut, cetakan pertama 1411 H.)
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1.      Tuhan-tuhan yang disembah selain Allah adalah Jin
2.      Pohon-pohon yang dikeramatkan itu tempat tinggal jin
3.      Jin ada yang berjenis kelamin perempuan
4.      Manusia bisa membunuh jin dengan pedang
C.Ammar bin Yasir berkelahi dengan jin lalu membunuhnya

Al-imam Baihaqy meriwayatkan sebuah hadits dari al-Hasan, bahwasanya 'Ammar bin Yasir berkata,"Aku ikut bersama Rasulullah saw pernah memerangi jin dan manusia." Seseorang bertanya kepadanya tentang memerangi jin, dan 'Ammar bin Yasir menjawab,"Rasulullah saw mengirimku ke suatu sumur tempat beliau saw mengambil air. Lalu aku MELIHAT SETAN DALAM BENTUKNYA. Dia menyerangku dan akupun menyerangnya, sehingga kami terlibat dlm pergulatan. Suatu saat aku menghantam hidungnya dgn batu sekepalan
tangan yg kutemukan." Nabi saw mengatakan,"Ammar bertemu dgn setan di sumur, dn dia membunuhnya." Ketika aku kembali, Rasulullah saw bertanya kepadaku, dn akupun menceritakan apa yg kualami. Saat itu Abu Hurairah ra berkata,"Ammar bin Yasir mendapat pahala dari Allah dgn mengalahkan setan menurut ucapan Rasulullah saw."
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1.      Jin akan terluka jika dipukul dengan benda-benda alam manusia
2.      Jin bisa mati terbunuh oleh manusia
3.      Manusia bisa melihat jin pada keadaan tertentu.
PEMBAHASAN :
Umumnya kita takut pada jin (setan) yang menampakan  diri. padahal pada saat jin itu menampakan diri adalah saat ia dalam posisi lemah. kenapa? karena jin itu mahluk ghaib yang tidak terlihat mata. pada saat ia menampakan diri pada manusia maka berlakulah hukum alam nyata (non ghaib) yaitu jika di pukul sakit, jika di tangkap bisa dan jika di bacok mempan.
Contoh hadits diatas banyak menceritakan kisah pergulatan sahabat dengan jin yang membuktikan bahwa saat jin menampakan diri adalah saat terlemah dia. kisah-kisah itu antaralain, Umar bin khatab yang mengalahkan jin dalam suatu duel. kisah ini di riwayatkan oleh Abdullah bin mas'ud. Abu hurairah pernah pernah berduel dan membekuk jin yang mencuri kurma (HR Bukhari). Abu ayub al anshari  juga pernah menangkap jin yang awalnya berbentuk kucing. kisah ini di riwayatkan Ath thabrani. bahkan salah seorang pemuda sahabat nabi bisa membunuh jin yang berbentuk ular (HR Muslim).
Pertanyaannya adalah Jika jin bisa dikalahkan bahkan dibunuh ketika mereka menampakkan diri maka apakah para sahabat nabi itu bisa menangkap atau membunuh jin jika si jin itu tidak menampakan diri? jawabannya tentu saja iya karena walau mereka tidak bisa melihat jin saat ada di alamnya tetap bisa dikalahkan bahkan dibakar dengan ayat-ayat Allah. Selain itu walaupun jin sedang berwujud ghoib tetaplah bisa disakiti oleh benda-benda dialam manusia. Sudah mahsyur diketahui oleh para ulama bahwa jin bisa tersakiti oleh air panas, batu yang dilemparkan yang tanpa sengaja terkena jin, kita tanpa sangaja menduduki jin, mengencingi jin, ketika jin tersebut berwujud ghoib (tidak terlihat mata manusia).
Selain itu jin juga bisa kita hancurkan dan sakiti walaupun jin tersebut sangat jauh berada dari tubuh kita, sebagaimana Rasul mengalahkan jin yang membuntuti beliau dari jarak jauh dengan kalimah Tammah/sakti yang diajarkan Jibril AS.
Terapi Ruqyah yang mengalahkan jin
Ada banyak pasien yang datang kepada saya yang mengeluh bahwa mereka selalu melihat penampakan jin yang menakut-nakuti mereka. Mereka merasa sangat stess dan ketakutan karena melihat rupa mereka yang sangat menakutkan, bahkan ada beberapa jin sihir yang dengan sengaja menyakiti tubuh korbannya dikalangan manusia.
Mengapa Mereka mempunyai kekuatan untuk menyakiti dan mengontrol manusia ? Padahal kita banyak membaca hadits bagaimana para sahabat berjaya mengalahkan jin ketika para jin tersebut mencoba mengganggu para sahabat nabi bahkan banyak kisah para sahabat nabi mampu membunuh para jin tersbut.  Sebab utamanya adalah RASA TAKUT! Ketika mereka merasa takut maka akan terbukalah benteng/pendinding yang dengan izin Allah sebenarnya sudah melindungi mereka dari hasil pembacaan ayat-ayat ruqyah pembentengan.
Rasa takut dan khawatir telah membuat mereka tidak memegang KUNCI kesuksesan dalam pembentengan diri. Sudah saya jelaskan pada pembahasan terdahulu bahwa ada 3 rahasia kesuksesan meruqyah, yaitu Niat (keinginan hati), Kunci (Keikhlasan, keyakinan dan ketakwaan kepada Allah SWT) dan Password (Ayat suci Al-Qur’an dan doa-doa). Walau mereka sudah membaca password dan mempunyai Niat namun mereka tidak mempunyai KUNCI yaitu keyakinan bahwa Allah akan menolong mereka. Mereka yang tetap digoda dan dipengaruhi oleeh setan karena ketakutan dan kekhawatiran terhadap gangguan setan mengalahkan keyakinan hati mereka kepada Allah bahwa Allah Ta’ala akan menolong mereka.
Maka agar kita punya kekuatan mengalahkan para jin-jin tersebut rahasianya adalah Niat, Kunci dan Password! Para pasien sihir yang datang kepada saya selalu saya arahkan agar mereka benar-benar memahami 3 rahasia kesuksesan ini. Setelah pasien yakin dan timbul keberanian dalam diri mereka langkah selanjutnya adalah memberikan/mengajarkan tehnik-tehnik mengalahkan jin jika mereka menampakkan diri. Jika pasien bisa melawan para jin sihir dengan keberanian disertai dengan senjata doa maka Insya Allah beragam kasus sihir akan cepat sembuhnya dan ini sudah banyak terbukti.
Tehnik- Tehniknya adalah :
A.    JIKA JIN TERSEBUT BERANI MENAMPAKKAN DIRINYA
Yang harus dilakukan pasien adalah harus BERANI! Dan yakin akan pertolongan Allah! Ketahuilah jin jika menampakkan dirinya dialam manusia sebetulnya sudah mengerahkan energi tubuhnya dalam tingkatan yang besar. Mereka ketika menampakkan dirinya mempunyai beberapa metode/tehnik khusus yaitu : 1. Niat: para jin ketika akan malih rupa/tasyakkul membentuk kekuatan niat dalam hati mereka disertai dengan visualisasi (membayangkan bentuk tertentu yang mereka inginkan). 2. Mereka punya gerakan khusus (jurus-jurus) dan tehnik nafas khusus yang harus dilakukan agar bisa merubah bentuk tubuh mereka dialam manusia. 3. Mereka juga mempunyai mantra-mantra tertentu yang harus diucapkan 4. Mereka  meminta bantuan kalangan jin sihir ghailan yang mempunyai teknologi alam jin tingkat tinggi yang membantu mereka untuk bisa menampakkan diri kealam manusia.
Empat poin inilah yang saya ketahui bisa membuat kalangan jin bisa menampakkan dirinya dialam manusia. Ketika mereka masuk kealam  manusia dengan mengambil wujud bentuk seram dan menakutkan adalah salah salah satu trik agar membuat takut manusia, padahal sebetulnya mereka sudah sangat lemah ketika diajak bertarung.
Ada diantara pasien yang mengadu pada saya bahwa mereka suka melihat kelebatan hitam disamping kiri/kanan tubuh mereka lalu hilang dan mereka ketakutan dan  bingung apa yang harus dilakukan. Maka saya menganjurkan mereka untuk berani dan segera bertakbir lalu harus secara reflek dan cepat memukulkan/menebaskan tangan kita kearah kelebatan yang kita lihat. Tehnik ini banyak berhasil dengan membuat jin ketika mereka berkelebat jika dengan tepat tangan kita refleek menebas/memukul mereka akan terpelanting bahkan terbelah tubuh mereka. Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya kalangan jin akan segera menemui kematian/sekarat jika tangan kita dengan telak mengenai tubuh mereka.
Ada juga pasien sihir yang ketika mau tidur melihat sosok jin yang berbulu , rupa menakutkan hendak mencekiknya, Alhamdulillah ketika keberanian mereka timbul maka bertakbirlah lalu tendanglah jin tersebut, siapkan pentungan, batu atau benda keras/tajam lainnya dan pukulkan ke jin tersebut. Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya tehnik ini akan membuat jin yang menyerupa tadi mati mengenaskan sebab tubuhnya hancur dipukul benda keras/putus ditebas benda tajam. Tubuh mereka sesungguhnya sangat lemah Wallahi sangat lemah! Ketika kita memukul tubuh jin itu bagaikan bantal kapuk yang sangat lembek. Saya pernah diceritakan oleh paman saya (mantan praktisi TD) bahwa paman saya ini pernah berkelahi dengan jin dirumah sakit ketika dia hendak tidur ada yang memukul tubuhnya dan anehnya dia tidak merasakan sakit, lalu dia balas memukul dan dia merasakan pukulannya sangat mudah untuk merusak tubuh jin tersebut dia merasakan bagaikan memukul agar-agar, dia sama sekali tidak menggunakan tenaga dalam cukup tabir dan melakukan pukulan dan tendangan.
B.     JIKA HANYA PASIEN YANG MELIHAT JIN
     Maka yang harus dilakukan adalah : Tehnik Guide Jibril AS:
Jibril AS menuntun Rasulullah untuk melakukan perlawanan dengan membaca doa Kalimat Tammah untuk menghancurkan jin Ifrit yang membawa persenjataan api yang berniat membakar Rasulullah.
Maka sesuai sunnah nabi kita menuntun pasien untuk dia sendiri yang membacakan doa-doa dengan mengikuti beragam petunjuk dari kita. Ketika kita ruqyah tiba-tiba pasien melihat/mendapatkan vision adanya jin yang berada disekitar rumah, berada didekat tubuhnya, berada ditempat tertentu maka kita menuntun pasien untuk membaca doa-doa yang disyari’ahkan, jika pasien tidak hafal maka kita tuntun pasien untuk mengikuti doa yang kita baca sembari mengajak pasien membentuk kekuatan niat untuk menghancurkan jin tersebut.

Contoh kasus : pasien ketika diruqyah melihat adanya kerajaan jin yang berada diawan yang mengikatnya dengan buhul sihirr, maka seorang peruqyah melalui pandangan mata pasien memberikan petunjuk untuk menghancurkan kerajaan tersebut. Pasien dituntun untuk membaca kalimat Tammah, Dengan memfokuskan konsentrasi untuk menghancurkan kerajaan jin tersebut dan membakar seluruh jin yang hendak menyerangnya. Maka biasanya pasien akan melihat jin tersebut terbakar.
Perang ini memerlukan konsentrasi, focus, keberanian, kecerdikan, tipu daya, kekuatan bathin baik peruqyah atau pasien  sebab bisa terjadi saling serang menyerang. Para kelompok jin sihir serangannya biasanya berlapis-lapis dengan membawa peralatan perangnya untuk menyerang balik peruqyah atau pasien yang telah/hendak menghancurkan kerajaannya.

Kamis, 14 Agustus 2014

KHASIAT SURAT ALWAQI'AH

Surat Al-Waqi’ah


adalah salah satu surat Al-Quran yang dikenal sebagai surat penuh berkah dan memiliki banyak khasiat dan keutamaan yang besar. Oleh karenanya, sebagian kaum muslimin bersemangat menjadikan surat Al-Waqi’ah sebagai surat primadona dan favorit yang dibaca secara rutin pada setiap hari dan malam.
Surat Al Waqiah merupakan surat ke 56 pada juz ke 27 terdiri atas 96 ayat, banyak hadist yang menyatakan keutamaan membaca dan mendengarkan surat al Waqiah ini antara lain :
- Ubay bin ka’b berkata bahwa Rasullulah saw bersabda:” barang siapa yang membaca surat Al-Waqi’ah, ia akan dicatat tidak tergolong pada orang-orang yang lalai.”
- Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa Rasullulah saw bersabda”barang siapa yang membaca surat Al-Waqi’ah,ia tidak akan tertimpa oleh kefakiran selamanya”
- Imam Ja’far Ash- Shadiq berkata :”barang siapa yang membaca surat Al-Waqi’ah pada malam jum’at ,ia akan dicintai oleh Allah, dicintai oleh manusia,tidak melihat kesengsaraan, kefakiran,kebutuhan,dan penyakit dunia,surat ini adalah bagian dari sahabatAmirul Mukimin (sa) yang bagi beliau memiliki keistimewan yang tidak tertandingi oleh yang lain.”
- Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa)berkata: “barang siapa yang merindukan surga dan sifatnya, maka bacalahsurat Al-Waqi’ah; dan barang siapa yang ingin melihat sifat neraka,maka bacalah surat As-Sajadah.”
- Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:”barang siapa yang membaca surat Al-Waqi’ah sebelum tidur,ia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan wajahnya seperti bulan purnama.”
Surat Al Waqiah terdiri atas  9  bagian utama yaitu :
Bagian pertama ayat 1 – 6 menceritakan tentang dahsyatnya peristiwa kiamat, ketika bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat dan gunung dihancurkan hingga menhjadi debu yang beterbangan
Bagian kedua ayat 7 – 14 menceritakan bahwa manusia dihari berbangkit akan terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu golongan kanan, golongan kiri dan al muqorrobun (orang yang dekat disisi Allah). Golongan al muqarrobun ini sebagian besar orang dahulu dan sebagian kecil orang diakhir zaman.
Bagian ketiga ayat 15 – 26 menceritakan tentang berbagai kenikmatan yang didapat oleh golongan al muqarrobun , mereka duduk diatas dipan yang bertahtakan emas dan berlian, dikelilingi para bidadari yang membawa gelas dan cerek berisi minuman dari mata air ditaman syurga. Mereka tidak pernah mabuk meminum minuman syurga, meraka mendapat buah buahan dan daging burung , serta didampingi bidadari yang bermata jeli bagai mutiara tersi9mpan rapih.
Bagian keempat  ayat 27 – 40 menceritakan tentang berbagai nikmat yang didapat oleh goloingan kanan. Mereka berada ditengah kebun dan taman serta mata air dengan  buah buahan berlimpah beraneka maca ragam. Mereka didampingi gadis jelita sebaya umur yang diciptakan khusus bagi mereka. Golongan kanan ini sama banyak antara orang dahulu dan orang diakhr zaman.
Bagian ke lima ayat 41 – 56 menceritakan tentang azab dan siksa yang dialami oleh golongan kiri, mereka berada ditengah naungan asap hitam yang meniupkan angin yang amat panas.  Mereka memenuhi perut mereka dengan makanan dari pohon zaqqum, mereka minum air mendidih bagai untuk yang kehausan, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan selama hidup didunia.
Bagian ke enam ayat 57 – 62 , menceritakan tentang proses penciptaan manusia dari setetes nutfah. Allah telah menetapkan kematian diantar  manusia dan kelak akan menghidupkannya kembali. Allah kuasa menghidupak dan memataikan manusia , dan Dia kuasa untuk menghidupkan kembali dihari berbangkit kelak.
Bagian ke tujuh  ayat 63 – 74 , menceritakan tentang bagaimana Allah menumbuhkan tanam tanaman, menurunkan hujan, dan menciptakan api untuk keperluan manusia. Allah memerintakan agar manusia memikirkan dan mensyukuri  semua itu serta bertasbih mensucikan namanya yang maha agung.
Bagian ke delapan ayat 75 – 82 , menceritakan tentang keutamaan kitab Al Qur’an yang diturunkan dari Allah tuhan sekalian alam. Tidak ada yang menyentuh Al Qur’an itu melainkan orang yang disucikan.
Bagian ke sembilan ayat 83 – 96 , menceritakan proses sakratul maut, dan Allah menyatakan jika manusia  benar benar kuasa mengapa ia tidak menahan ruh itu ketika ia keluar dari tubuh manusia. Alllah juga menceritakan tentang  keadaan ruh orang yang dekat padanya (almuqarrobun) , golongan kanan dan golongan kiri. Semua yang disampaikan dalam qur’an ini adalah suatu yang pasti , karena iotu allah mengingatkan agar kita semua bertasbih mensucikian nama allah yang agung. 
Biasakanlah membaca atau mendengarkan  surat Al Waqiah ini setiap hari baik dalam shalat maupun diluar shalat. Ini adalah surat yang memotifasi kita untuk berjuang meraih kehidupan yang mulai di kampung akhirat kelak .Memahami ayat ini akan memberi wawasan pada kita tentang kehidupan dunia, peristiwa kiamat, tiga golongan manusia dihari berbangkit, berbagai nikmat bagi golongan kanan dan al muqarobun, azab yang meninmpa golongan kiri, kemuliaan Qur’an dan proses sakratul maut. Mudah mudahan dengan sering mendengar dan membaca surat al Waqiah ini kita akan termotivasi untuk meraih derajat Al Muqarrobun , yaitu golongan yang dekat dan dicintai Allah.
Jika belum mahir membacanya minimal dengarkanlah bacaannya seperti yang disampaikan pada mp3 surat al Waqiah berikut ini .

RESPECT to AYI BEUTIK


KAMI SELALU SELIPKAN NAMAMU DALAM DOAKU(AYI BEUTIK)

Namun bagi Harimau Bandung bernama Ayi 'Beutik' Suparman, belang dan loreng Maung yang diwariskannya sungguh indah. Itu jika kita mencoba melihatnya dengan mata hati.

Tubuh besar, paras gahar, sering terlibat onar, hanyalah belang Ayi yang terlihat kasat mata. Tapi begitu kita mencoba menelusuri penggalan hidupnya bersama klub yang selalu dijunjung dan dibelanya, PERSIB, perlahan beberapa suri tauladan akan kita dapatkan dari Sang Panglima Viking ini.

Bentrokan Viking dengan suporter lawan atau kepolisian selalu melibatkan namanya. Ia sosok yang selalu menimbulkan kontroversi tapi tetap disegani.

Kini ia telah tiada. Pusara berukir namanya sudah tertancap.

Namun, kepemimpinan, ketegasan, dan keteladanannya akan tetap abadi dan indah. Berikut pembelajaran yang sekiranya bisa kita petik dari seorang Maung bernama Ayi Beutik.

1. Bukan Viking dan PERSIB Saja yang Kehilangan

Kepergian Ayi untuk menghadap Sang Pencipta pada Sabtu 9 Agustus lalu memang kehilangan bagi kubu PERSIB. Terutama Viking, organisasi suporter yang didirikannya bersama rekan-rekannya di tahun 1993.

Namun, kepergian Ayi seolah sudah menjadi duka nasional. Bukan Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saja --yang keduanya sampai ikut menyalati jenazahnya--, Menpora Roy Suryo sampai merasa perlu mengeluarkan statement tanda turut berduka.

Kalau memang yang terlihat hanya belang Ayi berupa keonaran Bobotoh dan Viking karena seruannya, tentu tak akan seperti itu. Tentu banyak yang senang dan menari-nari dengan kepergiannya.

Ini tidak. Kematian Ayi Beutik tetaplah kehilangan besar bagi sepak bola Indonesia. Berbagai ucapan bela sungkawa juga datang dari klub-klub yang selama ini merupakan rival dari PERSIB.

Bahkan Persija Jakarta dan Jakmania sama sekali tak keberatan kota mereka digunakan untuk prosesi mengheningkan cipta bagi Panglima dari suporter musuh bebuyutannya itu. Spanduk putih bertuliskan, "Selamat Jalan Ayi Beutik," terpampang di tribun Gelora Bung Karno. Kian menunjukkan duka nasional karena GBK adalah stadion utama kebanggaan rakyat sepak bola Indonesia.



Bukan. Spanduk itu jelas bukan basa-basi semata. Ada semacam kehilangan mendalam. Jakmania juga kehilangan atmosfer rivalitas yang selama ini menjadi pelecut semangat pemain yang didukungnya.

Bagaimanapun, suporter lawan akan tetap merasa kehilangan atmosfer rivalitas kreasi dari Ayi Beutik. Atmosfer yang juga selalu ditunggu oleh pemain lawan. Seperti penuturan mantan striker Timnas yang kini membela Pelita Bandung Raya, Bambang Pamungkas, dalam akun Twitter pribadinya, "#RIP Panglima Viking Ayi Beutik. Terima kasih untuk atmosfer yang luar biasa, baik di Siliwangi maupun SJH (Si Jalak Harupat) selama saya berbaju Persija. #Respect

2. Panglima Viking, Dari Kekerasan Hingga Percontohan

Kekerasan memang mewarnai pembentukan Viking. Ayi Beutik tak menampik kalau Viking dulu adalah bobotoh garis keras yang biasa berdiri di tribun Selatan Stadion Siliwangi. Kekerasan yang timbul tak lain karena pembelaan untuk PERSIB semata.

"Kalau ada wasit tidak adil, langsung teriak dan masuk ke lapangan. Dihalangi oleh polisi dan tentara, lalu berantem sama polisi. Semenjak itu mulai diperhatikan. Lama-lama ada yang suka dan ada yang tertarik (bergabung). Jadi, akhirnya seperti ini, jadi banyak," tutur Ayi.

Sadar Viking mulai berkembang jumlahnya, Ayi pun berinisiatif lebih mengorganisir para suporter tersebut. Ia mengadakan pertemuan dengan pentolan suporter PERSIB dari beberapa daerah di Bandung. Heru Joko mewakili Cibangkong, Haris dari Pasundan, dua orang lagi dari jalan Bandung, dan Ayi mewakili Pasir Luyu. Rembug dari lima orang di kediaman Ayi itu lah yang kemudian melahirkan Viking pada 17 Juni 1993.

Secara organisasi, Heru Joko kemudian dikenal sebagai ketua Viking. Sementara Ayi dikenal sebagai Panglima.

Jabatan Panglima ini hanyalah achievment status karena Ayi selalu berada di garis depan kala Viking bentrok dengan suporter lawan dan pihak keamanan. Ia tak keberatan dengan status tersebut dan berusaha mempertanggung-jawabkan jabatan yang diberikan Viking padanya. Ayi tetap berada di depan demi mengayomi anggotanya yang ingin berjuang membela harga diri PERSIB.

"Viking ini kumpulan supporter yang bisa dibilang melibatkan puluhan ribu anggota. Tetapi waktu itu tidak ada struktur kepengurusan. Jadi, istilah panglima itu adalah bapak dari anak-anak. Jadi, kalau berantem atau ada apa-apa saya selalu yang paling depan. Julukan itu sendiri nggak ada yang ngangkat," kenang Ayi beberapa tahun lalu.

Perlahan, Viking mulai merapikan pengorganisasiannya. Cabang-cabang mereka bermunculan di Jawa Barat. Pemetaan cabang yang kemudian dinamai 'Distrik' ini dijadikan percontohan oleh basis suporter lain.

Beberapa tahun setelah Viking membesar, atau kisaran akhir 90-an, mulai bermunculan basis suporter yang mencontoh cara pengorganisasian Viking. Hanya penamaan cabangnya saja yang berbeda. Mereka tidak mengenakan Distrik, tetapi menggunakan Korwil (Koordinasi Wilayah).

Viking kian besar, mandiri dengan menjual merchandisenya, Ayi pun ikut dikenal. Jebolan Teknik Geodesi ITB ini pun kerap kali diundang beberapa basis suporter untuk menularkan ilmu 'persuporterannya'. Sebut saja suporter dari klub Semen Padang dan PSM Makassar.

Tapi Ayi tidak serta merta menularkan kekerasan. Ia menyebarkan ajaran membasiskan suporter demi satu tujuan bersama, membela harga diri dan kejayaan klub.

"Bukan musti rusuh. Tetapi, di saat harga diri dan kebanggaan kita terusik, misalnya; dilemparin, dicaci maki, dan dihina. Saat itu harga diri kita bangkit. Membela harga diri ternyata bangga dan indah sekali," tegas Ayi.

3. Abadikan Rivalitas Karena Sepak Bola Adalah Pengecualian

Berbicara tentang permusuhan antara Viking dan Jakmania, Ayi Beutik kerap dituding paling ogah untuk berdamai. Agenda perdamaian kedua basis suporter sebelum pertemuan pertama PERSIB dan Persija musim ini sempat ditolak olehnya. "Biarkan permusuhan ini tetap abadi," tegas Ayi.

Ungkapannya itu terkesan kontroversial memang. Namun kalau ditelusuri lebih lanjut, itu adalah bentuk tanggung jawab dari kepemimpinan seorang Ayi Beutik.

Dalam sebuah wawancaranya dengan Resi Fahma pada 2 Desember 2007, Ayi mengungkapkan cikal bakal permusuhan suporter Persija dan PERSIB. Permusuhan yang membuatnya tak lagi bisa numpang menginap di sekretariat Persija di bilangan Menteng kala PERSIB main di Jakarta.

Menurut pria yang biasa disapa Mang Ayi oleh Viking ini, permusuhan itu sebenarnya adalah salah tangkap maksud dari ucapannya. Di tahun 1998, suporter Persija datang mendukung timnya ke Bandung. Padahal waktu itu stadion Siliwangi steril dan tidak pernah ada suporter lain datang ke Bandung.

Dalam rapat Viking untuk persiapan mendukung PERSIB kala itu, ada anggota Viking yang bertanya, ”Kumaha Mang Ayi? (suporter) Persija datang."

"Peringatkan saja, 'Jangan macam-macam!'," jawab Ayi.

Namun, jawabannya tersebut disalah-artikan. Viking memberi peringatan pada Jakmania dengan tindakan pemukulan. Setelahnya, saat beberapa anggota Viking mendukung Timnas melawan Irak di Jakarta, giliran mereka yang dipukuli suporter Persija.

Meski awalnya salah menerjemahkan ucapannya, tapi Ayi merasa itu tanggung jawabnya. Sebab, kalimatnya adalah sumber permusuhan tersebut. "Itu adalah dosa saya. Dosa saya itu yang membuat Bandung dan Jakarta dan puluhan ribu massa sampai berantem, itu saya yang pertama salah," tegasnya.

Gesekan demi gesekan terjadi dan kobaran api permusuhan antara Viking dan Jakmania kian membesar. Tapi Ayi tak mau itu dipadamkan.

"Sepak bola di mana-mana adalah seperti itu. Ada ketegangan antar setiap rival. Di luar negeri, di seluruh dunia, hal seperti itu ada di sepak bola. Karena sepak bola itu pengecualian," ujar Ayi.

Ya, di sepak bola sendiri memang ada beberapa pengecualian. Hal-hal yang biasanya dicap buruk dan tak sesuai norma akan menjadi wajar dan sah di permainan mengolah si kulit bundar ini. Seperti kata Diego Maradona, "Di luar lapangan, kau memang tidak boleh menipu. Tapi di sepak bola, hal pertama yang harus kau pelajari adalah menipu."

Kembali ke maksud Ayi, bukan berarti sepak bola harus diwarnai perkelahian. Tapi lebih kepada rivalitas dan permusuhan yang harus dijaga. Tanpa rivalitas, pasti tidak akan ada lagi semangat kompetitif. Tiada permusuhan, pertandingan akan tanpa greget. Dan mungkin, sekali lagi mungkin, setiap pertandingan hanya akan bertajuk persahabatan. Hambar.

4. PERSIB, Warisan dan Mewariskan

Ayi selalu menganggap PERSIB adalah warisan Sunda, Jabar dan terutama bagi orang Bandung. Sudah selayaknya dijaga dilestarikan dengan meneruskannya kepada anak cucu.

Kata orang bijak, "Nama adalah doa,". Tak cuma kecap, Ayi pun melakukannya. Ia menamai dua buah hatinya dengan doa untuk PERSIB. Putra pertama diberi nama Jayalah Persibku.

"Tiap pagi saya memanggilnya Jaya... Jaya. Itu adalah doa untuk PERSIB," ungkapnya.

Sementara putri yang kedua diberi nama Usab Perning. Nama ini juga berarti PERSIB. Usab Perning merupakan hasil permainan suku kata dari bahasa prokem Garut yang sempat ngetrend di era 80-an.

Seorang Ayi juga mengaku keluarganya adalah segala-galanya. Untuk itu, ia ingin PERSIB menjadi bagian dari anggota keluarganya. Harus dijaga, dibela, dirawat karena bagian dari segala yang ia perjuangkan.

Sepertinya, di Indonesia cuma Ayi seorang yang menamai buah hatinya dengan nama klub. Cuma Ayi yang berani membuktikan pembelaan demi kejayaan klub turun temurun.

Sebagai Panglima ia tak cuma memimpin dan memerintah dengan kata-kata. Tindakannya adalah perintah dan tauladan. Memang begitu seharusnya pemimpin.

Terimakasih Ayi Beutik! Selamat Jalan, Panglima! Jayalah Persibku!

Senin, 14 Juli 2014

Kisah para Bidadari Surga dari Palestina

Kisah para Bidadari Surga dari Palestina

Dalam tekanan penjajahan Israel, telah lama wanita Palestina menjadi pejuang yang tangguh dan tabah. Mereka adalah anak yang menyaksikan ayahnya ditawan, istri yang kehilangan suaminya tanpa jejak, ibu yang menguburkan putranya yang syahid. Akhirnya, mereka menempuh jalan perjuangan baru: meledakkan diri sebagai Laskar Mawar.
Kantor Bulan Sabit Merah di Ramallah bertempat di sebuah gedung tiga lantai bercat putih dengan genting berwarna merah, tak jauh dari pusat kota. Lantai pertama, tempat para petugas menerima panggilan darurat, dilengkapi dengan sebuah sofa dari besi dan kursi-kursi dapur yang mengelilingi sebuah meja kayu rendah yang telah kusam. Di sudut ruangan, sebuah televisi tengah menyiarkan saluran pemerintah Palestina, yang memonitor semua peristiwa di sepanjang Tepi Barat dan Jalur Gaza, dan menyiarkan berita serta laporan setiap jamnya.
Wafa Idris
Hari itu, ada lima anggota Bulan Sabit Merah yang bertugas menerima panggilan darurat, tiga leleaki dan dua perempuan, yang tampaknya sudah saling kenal dekat. Antara lain, Tared Abed, 27, Ahlam Nasser, 23, Nassam Al-Battouni, 22, Bilal Saleh, 23, dan Wafa Idris, 25 tahun. Mereka terus bercanda.
Dari semua relawan, Wafa-lah yang paling banyak bergerak. Ia bermain-main dengan tali karet besar yang elastis, dan mengayun-ayunkannya seperti ketapel ke arah teman-temannya sambil bercanda.
Wafa adalah seorang wanita muda yang berpostur tinggi dengan rambut hitam panjang, dicat dengan henna. Wajahnya yang bulat dihiasi make-up tipis sehingga matanya yang berwarna gelap dan bibirnya yang menyerupai busur panah itu semakin tampak jelas. Di kepalanya bertengger sebuah topi beludru warna hitam. Ia begitu cantik dan ramah.
Pernah beberapa wartawan Barat mengajaknya kencan, tapi sebagai muslimah ia menolak ajakan mereka.
Tiba-tiba, televisi menyiarkan gambar seorang lelaki dengan kepala dan wajah terbungkus kafayeh bermotif kota-kotak merah putih. Ia berbicara bahasa Arab, sambil menyandang senapan di salah satu tangannya dan Al-Quran di tangannya yang lain.
Walau semua temannya yang lain terus teratwa dan bercanda, wajah Wafa berubah serius.
Lelaki di televisi itu mengatakan, dirinya akan berjihad dengan meledakkan dirinya di salah satu wilayah pendudukan Israel.
Wafa terdiam di kursinya. Ia menghayati setiap patah kata sang calon syahid yang hendak bertempur. Dagunya menengang, sikapnya khidmat, tenang, dan tak bergerak. Sampai lelaki di layar kaca itu mengakhiri pernyataannya dengan mengucapkan selamat tinggal kepada penduduk Palestina, teman-temannya, dan keluarganya.
Setelah pelaku bom bunuh diri itu mengakhiri pidatonya, tiba-tiba Wafa mengangkat tangan kanannya dan melambai.
Sebulan kemudian, di pagi hari, tepatnya 27 Januari 2002, lebih dari seribu wanita Palestina berbondong-bondong datang untuk mendengarkan pidato Yasser Arafat di kampnya di Ramallah.
Dalam keadaan dijaga oleh para pengawal dan penasihat setianya yang selalu siaga, ia menegaskan bahwa kaum wanita tidak hanya diterima, tetapi juga diharapkan bisa berpartisipasi dalam perlawanan bersenjata menentang pendudukan Israel. “Kalian adalah Pasukan Mawarku, yang akan menghancurkan tank-tank Israel. Syahidah siap sepenuhnya menuju Yerusalem….”
Ia mengulang-ulangi kalimat itu, hingga para pendengar dengan tangan terkepal ke atas turut berteriak, “Syahidah… syahidah… tunggulah Yerusalem.. Akan kami berikan darah dan jiwa kami kepadamu dan Palestina….”
Lalu, sambil membentangkan kedua tangannya ke arah kerumunan wanita dan gadis-gadis muda itu, ia berkata, “Kalian adalah harapan Palestina. Kalian akan membebaskan para suami, para ayah, dan putra-putra kalian dari penindasan. Kalian akan mengorbankan diri sebagaimana kalian senantaisa mengorbankan diri bagi keluarga kalian…”
Maka, tak berapa lama, siang harinya, terdengar berita heroik itu…. Wafa, putri Palestina yang cantik itu, meledakkan dirinya hingga berkeping-keping di tengah kota Yerusalem di sebuah pusat perbelanjaan, menewaskan seorang lelaki Israel, dan melukai 131 orang yang lalu lalang.
Wafa Idris adalah wanita pertama yang meledakkan dirinya. Ia melakukan kamikaze atas nama perjuangan rakyat Palestina.
Beritanya segera menyebar. Para pengamat politik maupun pakar psikologis pun berlomba mengeluarkan pendapat. Salah satunya Adel Sadew, psikiater yang mengepalai Departemen Psikiatri, Universitas Kairo. Ia menyamakan Wafa Idris dengan Yesus Kristus.
“Mungkin kalian dilahirkan di kota yang sama, lingkungan yang sama, dan rumah yang sama. Mungkin kalian makan dari piring yang sama, atau minum dari cangkir yang sama, air yang mengalir dari nadi-nadi kota suci, dan yang menempatkan seorang anak di rahim Maryam. Mungkin Roh Kudus yang sama telah menempatkan Syahidah Wafa dan membungkus tubuh sucinya dengan dinamit. Dari rahim Maryam, lahir seorang martir yang menghapuskan penindasan, sedangkan tubuh Wafa menjadi pecahan peluru yang menghapuskan keputusasaan dan menjaga tumbuhnya harapan….”

Darine Abu Aisha
Cerita kesyahidan para syahidah tak berhenti sampai di situ. Muncul lagi syahidah-syahidah yang lain. Di antaranya Darine Abu Aisha, 20, gadis manis yang cerdas, mahasiswi Universitas An-Najah, Nablus. Ia anak bungsu dari tujuh bersaudara, dari pasangan Mohammad dan Nabila Aisha.
Suatu hari, di pos pemeriksaan dekat Nablus, ada antrean yang biasanya harus dijalani warga Palestina agar bisa lewat, dan Darine berada di antrean yang tak jauh dari bagian depan, dekat dengan teman baik dan sepupunya, Rashid.
Di sebelah mereka ada seorang perempuan yang menggendong bayi yang sedang terserang demam tinggi. Tentara penjaga tidak mengizinkan perempuan itu lewat terlebih dahulu menuju ambulans dan segera membawa bayinya ke rumah sakit terdekat.
Bayi itu hampir mati, telah membiru karena kurang udara. Walaupun mendengar permohonan dari orang-orang yang menyaksikan tragedi tersebut, tentara-tentara itu bersikeras menolak membuat perkecualian apa pun hingga semua surat selesai diperiksa. Mereka melarang perempuan itu mendahului Darine dan sepupunya.
Darine kemudian menjelaskan kepada tentara-tentara tersebut dalam bahasa Inggris bahwa ia bertindak sebagai juru bicara perempuan itu. Beberapa tentara Israel mulai berbisik dan saling tertawa. Salah seorang mendekati Darine dan berkata bahwa mereka akan mengizinkan perempuan itu lewat jika sepupu Darine, yaitu Rashid, mencium bibir Darine.
Darine adalah muslimah yang taat. Tentu ia tidak mungkin melakukan itu. Ia berusaha berunding denagn tentara itu dan menjelaskan bahwa ia adalah muslimah yang taat, yang tidak mungkin mengizinkan lelaki yang bukan suaminya menciumnya.
Tanpa peringatan, salah seorang di antara tentara itu merenggut jilbab Darine. Tentu Darine merasa terhina. Tetapi, saat itu, bayi tadi telah sangat kesulitan bernapas, dan ibunya menjerit-jerit. Maka Darine menyuruh Rashid cepat-cepat mencium bibirnya, sehingga bayi itu bisa diselamatkan. Sebagaimana yang telah dijanjikan, mereka mengizinkan perempuan itu dan bayinya menuju ambulans, yang sudah menunggu.
Merasa terhina atas sikap penjajahan Israel tersebut, Darine pun memutuskan untuk melakukan aksi syahid.
Bebepa menit sebelum dia meledakkan sabuk bom di pos pemeriksaan Maccabin dekat Yerusalem, Darine menelepon ibunya untuk meminta maaf karena telah menyelinap keluar rumah tanpa izin, dan baru mengucapkan selamat tinggal. Dalam konteks Palestina saat ini, ucapan “selamat tinggal” identik dengan perpisahan menuju jihad.
Sikap yang tampak sederhana itu, menelepon untuk meminta maaf karena telah menyelinap keluar rumah tanpa izin, begitu mengesankan. Bagi Darine, menyelinap keluar rumah tanpa izin itu lebih buruk, sehingga meminta maaf adalah hal yang lebih penting daripada memberitahukan bahwa ia akan segera berangkat ke jalan menuju surga….
Ibunya berusaha mencegahnya. “Aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Engkau adalah jantung hatiku… jangan kau lakukan itu…”
Tetapi ketentuan Tuhan berkata lain.
Ayat Al-Akhras
Kisah lainnya yang tak kalah heroik dilakukan oleh Ayat Al-Akhras, seorang gadis remaja yang cantik. Sebelum melakukan aksi syahidah, Ayat memberikan pesan. Berbalut busana muslimah hitam, dengan kafayeh khas Palestina, ia membacakan pesannya dengan suara lembut di televisi, dua jam sebelum aksi syahidnya. Ia memulai wasiatnya dengan membaca Bismillah.
“Wahai Al-Quds… wahai Al-Quds… wahai Palestina… wahai Palestina… aku melakukan ini semata-mata untuk mencari keridhaan Allah SWT. Dan kepada para penguasa Arab, kalian telah cukup tidur. Bangunlah. Laksanakan kewajiban kalian terhadap Palestina.” Itulah sebagian kutipan pesannya.
Dengan bahasa Arab yang fasih, Ayat terus membacakan wasiatnya. Akhirnya, ia meneriakkan takbir, “Allahu Akbar!”
Tampaknya ia ingin segera mengakhiri wasiatnya dan sudah tidak sabar lagi ingin melakukan aksinya, menetukan pilihannya untuk menjadi bidadari surga. Tangannya melambai, untuk terakhir kalinya.
Ayat tumbuh di tengah kisah-kisah agresi Israel dan terusirnya bangsa Palestina dari tanah kelahirannya. Ibunya, Khdra Kattous, dan ayahnya, Mohamme Al-Akhras, lahir dan tumbuh di tenda pengungsian di Jalur Gaza. Orangtuanya tinggal di sana dari perkampungan Arab di dekat Tel Aviv pada akhir perang 1948.
Hari itu, subuh baru saja usai. Ayat Al-Akhras kembali mambaca Al-Quran. Ayat-ayat jihad dibacanya berulang-ulang dengan nada bergetar, sesekali ia berhenti menahan isak tangis.
Menjelang pukul 06.00 waktu Palestina, ia menulis sesuatu di meja belajar. Sejurus kemudian Ayat sudah berseragam dan bergegas ke dapur untuk menemui ibunya.
Kepada ibunya, ia pamit hendak pergi ke sekolah. “Ada tugas tambahan, hari ini boleh jadi merupakan saat terpenting dalam hidup ini. Saya mohon doa restu Ibu,” ucapnya dengan mata berbinar.
Ibunya tersekat, dia sedikit bingung, heran, dan kaget melihat tingkah putrinya. “Semoga Allah selalu melindungi dan merahmatimu, anakku. Tapi, bukankah Jum’at hari libur?”
“Hanya doa Ibu yang nanda harap,” jawabnya. Ayat tak lagi berkata-kata, ia hanya tersenyum, mencium tangan sang ibu, lalu memeluknya erat. Kemudian ia menarik tangan adiknya, Sama’ah, 10. Mereka pun sama-sama bergegas pergi ke sekolah.
Beberapa jam kemudian, pukul 10.00 waktu setempat, Radio Israel memberitakan ledakan bom di Supermarket Nataynya, dekat Yerusalem. Peristiwa ini menyebabkan tiga orang tewas dan lebih dari 40 orang luka-luka. Jantung ibunda Al-Akhras berdegup kencang menyimak kabar itu. “Jangan-jangan dia…,” bisiknya saat itu.
Firasatnya menguat manakala dia mendapatkan Samaah pulang sendirian sambil terisak-isak. Dia tak tahu persis ke mana sang kakak pergi. Ayat, kata dia hanya berpesan, “Jangan cemas dan takut, Allah selalu bersama orang-orang beriman, sampaikan salam buat semuanya, dan berdoalah, mudah-mudahan Allah memberi pengampunan dan kemenangan!”
Di kamp pengungsian, ibunda Al-Akhras cemas dengan nasib anaknya. Bathinnya bertanya-tanya, “Ke mana dia pergi? Apakah dia sudah mewujudkan impiannya menjadi syahidah?”
Pertanyaan lain bermunculan di benaknya. “Bagiamana dengan impiannya yang lain? Soal pinangan, rencana pernikahan, gaun pengantin yang sudah dijahitnya sendiri? Bukankah dia juga bercita-cita untuk melahirkan anak-anak, kemudian membina mereka menjadi mujahid-mijahid tangguh?”
Sementara pikiran bertanya tanya, qalbunya mendapat isyarat bahwa calon mempelai itu telah syahid dalam aksi bom.
“Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai syahidah. Mudah-mudahan dia juga bisa menjadi pengantin Palestina yang bisa melahirkan kehormatan dan kemerdekaan bagi umat dan bangsanya,” demikian ucapan sang ibu ketika mendapat kepastian beritanya.
Sebelumnya, Issa Farah dan Saa’id, dua sahabat Al-Akhras, gugur diterjang peluru helikopter Israel.
Ayat Al-Akhras, yang lahir 20 Februari 1985 di Kamp Dheishes, tercatat sebagai siswa kelas tiga sekolah menengah atas. Ia, menurut ABC News, termasuk anak yang rajin belajar dan cerdas. Sampai saat-saat menjelang syahidnya, ia masih rajin menasihati teman-temannya untuk terus belajar dan belajar.
“Penguasaan ilmu dan teknologi amat penting, dan diperlukan untuk mendukung perjuangan kita, apa pun bentuknya.”
Hayfaa, teman baiknya, berujar, “Dia selalu menasihati kami bahwa belajar harus tetap berjalan meski bahaya dan rintangan mengancam di sekeliling kita.”
Tentang jihad, Ayat berkata, ”Jihad itu kewajiban setiap muslim, termasuk wanita. Mengapa kita harus membiarkan nyawa kita terenggut sia-sia oleh kebiadaban Zionis Israel?” Kematian seorang mujahid, kata dia, akan membangkitkan keberanian mujahid-mujahid lainnya, bukan sebaliknya.
Meski tahu bahwa syahidah adalah cita-cita tertinggi anaknya, ibunda Al-Akhras tetap saja merasa kehilangan. Dengan air mata berlinang, dia mengulang kata-kata sang anak ketika berdiskusi soal kewajiban jihad bagi setiap muslim warga Palestina.
“Apa nikmatnya hidup di dunia ketika kematian selalu mengintai kita? Mana yang lebih indah, mati dalam ketidakberdayaan dan kehinaan, atau gugur di medan jihad?”
Sama’ah, adik sepupu sekaligus teman terdekat Ayat, merasakan hal yang sama. Sambil menangis dia berkisah tentang saat-saat terakhir bertemu dengannya. “Saya lihat cahaya di mukanya dan rona kebahagiaan tak pernah dilihat sebelumnya.”
Saat itu, kata Sama’ah, sambil memberi sepotong cokelat manis Ayat berkata lirih, “Shalat dan doakan agar Kakak sukses melaksanakan tugas suci ini.”  “Tugas apa?” Sama’ah bertanya.
“Hari ini kamu akan mendengar berita baik. Mungkin inilah hari terbaik dalam hidupku. Inilah hari yang lama aku nantikan. Tolong sampaikan salam hormatku pada Akh Shaadi,” tutur Ayat sambil memberikan secarik kertas.
Shaadi Abu Laan, 20, calon suami Ayat, termangu beberapa saat ketika kabar itu sampai kepadanya. Dia nyaris tak percaya Ayat pergi begitu cepat mendahuluinya. “Juli ini,” kata Shaadi, “kami sudah berencana untuk resmi berumah tangga, begitu Ayat lulus ujian. Kami akan menempati rumah sederhana yang belum didekor.”
Mereka sudah satu setengah tahun ber-khitbah (saling meminang). Keduanya bahkan telah menyiapkan nama “Adiyy” untuk bayi pertamanya. “Allah ternyata punya rencana lain,” ucap Shaadi. “Semoga kami bisa berjumpa di surga kelak, dia mencintai agamanya lebih dari apa pun.”Ya, Ayat Al-Akhras lebih memilih menjadi bidadari di surga. Semoga Allah SWT mengabulkannya..,,,aaammiinn.,.,
sumber : majalah-alkisah

ABOUT GAZA

Kisah - Kisah Keajaiban Gaza, Palestina

 

Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.


Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.

Berikut ini adalah rangkuman kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan.


Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza

Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.

Suara Tak Bersumber

Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).

Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,

“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.

“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.

Saksi Serdadu Israel

Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.

Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.

Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”

Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?

Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh

Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.

Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.

Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.

Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”

Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.

Merpati dan Anjing

Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin Al Aan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”

Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.

Kabut pun Ikut Membantu

Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).

Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com (sudah tidak bisa diakses lagi). la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.


Selamat Dengan al-Qur’an

Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.

Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).

Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).


Harum Jasad Para Syuhada

Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.

Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.

Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”


Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir

Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.

Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.

Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)

Terbunuh 1.000, Lahir 3.000

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.

Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanitamengalami luka-luka.